Mendidik Anak dengan Hati

Mendidik anak berarti merubah anak menjadi lebih baik ( shalih ). Perubahan pada anak akan terjadi manakala sebagai pendidik ( guru / orangtua ) dapat mempengaruhi perasaan ( hati ) dan pikiran ( akal ) anak. Untuk itu, seorang pendidik harus mempunyai perasaan ( hati ) dan pikiran ( akal ) yang lebih kuat ketimbang perasaan ( hati ) dan pikiran ( akal ) anak yang dididik.
Kekuatan perasaan seorang pendidik ada pada kebersihan hatinya
( kecerdasan spiritual ), dan kekuatan pikiran nya ada pada kecerdasan akalnya ( kecerdasan intelektual ).
Hati yang bersih adalah hati yang sangat sensitive merasakan perbedaan antara yang baik dan buruk, benar dan salah, manfaat dan mudarat. Dengan modal ini seorang pendidik akan mampu melakukan paling tidak 3 hal berikut :
1.Menjadikan anak didik sebagai sahabat
2.Menjadi sosok uswah hasanah / teladan / contoh kebaikan
3.Sabar dalam menghadapi anak didik

Menjadikan anak didik sebagai sahabat, memungkinkan pendidik dapat melakukan :
1.Dengan berbagai cara selalu menggembirakan dan menyenangkan hati anak didik, sehingga anak akan selalu merindukan kehadirannya, dan sekaligus membutuhkannya dan mempercayainya.
2.Akrab bercengkerama dan bercengkerama dengan akrab, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, berani menghadapi kenyataan, kemauan yang kuat juga kepercayaan social dan ilmiah yang kuat.
3.Menyayangi anak didik dengan kasih sayang yang tiada bertepi, sehingga hati sang anak menjadi hidup. Hidupnya hati seseorang akan memungkinkan dirinya mudah tersentuh dan disentuh nasihat. Sehingga akan mampu memahami dan membedakan warna-warni kehidupan yang bermanfaat dan yang menjadi racun baginya.

Pendidik berhati bersih ( cerdas spiritual ) tercermin pada sikap dan perilakunya yang bersih dan cerdas, dalam artian baik dan bermanfaat. Sehingga dia akan selalu melakukan segala sesuatu yang terbaik di hadapan anak didiknya, bahkan ketika tidak di hadapan anak didiknya.
Apalagi bila sang anak merasakan betul manfaat dari seluruh tindakan sang pendidik.

Kesabaran seorang pendidik akan sanggup mendorong dirinya, untuk melakukan :
1.Berlapang dada dalam menghadapi polah tingkah anak
2.Berpikir positif terhadap persoalan-persoalan yang timbul di tengah-tengah dia mendidik sang anak
3.Mampu melakukan aksi-aksi positip dalam mengatasi seluruh persoalan anak didik
4.Membantu kebaikan anak dengan do’a yang ia munajahkan dengan sepenuh hati kepada Sang Perubah hati ( ﺍﷲ ).

Keberhasilan mendidik anak dengan hati yang bersih akan semakin terasa hasilnya ketika sang pendidik juga membekali dirinya dengan akal yang cerdas, yaitu akal yang kaya ilmu dan wawasan.

KECERDASAN EMOSI ( EQ )

Didefinisikan sebagai kepandaian dan kemampuan mengatur suasana hati yang di dalamnya terdapat kemampuan memahami diri, empati, ketekunan dan ketangkasan social.
Dasarnya :
“’ dan orang-orang yang mampu menahan amarahnya, dan mau memaafkan kesalahan orang lain sekalipun dia mampu membalasnya. Dan Alloh mencintai orang yang berbuat baik “ ( QS. Ali Imran : 134 )

“ Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka jika di antara mud an dia ada permusuhan ( jadikanlah ) seolah-olah dia teman setia “ ( QS.Fushshilat : 34 )

» Read More...

Mengenal diri

Apakah anda mengenal diri anda sendiri ?

,rasa-rasanya kalo pertanyaan itu kita ajukan pada seseorang maka bisa jadi kita dinilai 'aneh" oleh orang yg kita tanya.Memang tanpa kita sadari kebanyakan kita tentu cukup kenal /tahu siapa diri kita.Kita tahu nama kita,profesi kita,keyakinan/agama kita,tempat tinggal kita,garis turunan kita,dan lain sebagainya. Ok,pengetahuan tentang diri spt itu tdklah salah.Namun perlu kita tahu bahwa pengetahuan tentang diri yg sebatas itu tdk akan pernah bisa menjadi kunci mengenal hakekat diri kita.Pengetahuan tentang diri yg sebenarnya (menurut Imam Al Ghazali),diawali dr pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
siapa diri kita? Diri kita adalah sesok mahluk yg terbentuk dari bentuk luar bernama jasad yg tersusun atas komponen-komponen kimia,dan bentuk dalam bernama ruh atau jiwa .Menurut Imam Al GHAZALI,jiwa manusia tersusun atas tiga sifat dasar yaitu:1.sifat-sifat binatang,berujud nafsu makan,nafsu seks,tidur,membela diri,dll.2.sifat-sifat syaitan,seperti:melawan perintah,angkuh,sombong,menipu,mengobarkan kejahatan,dll.3.sifat-sifat malaikat,seperti:taat dan patuh pada perintah,istiqamah,ikhlas,dll.
Darimana kita berasal?Kita semua berasal dari Tuhan Yang Maha Tunggal.apapun latar belakang etnis kita,apapun garis keturunan kita,apa agama yg kita yakini kebenarannya,bahkan kita percaya atau tidak.Sungguh pasti kita diciptakan oleh Sang Maha Pencipta.Untuk apa kita ada di bumi ini?kita dihadirkan di bumi ini (di bumi indonesia,amerika,china,eropa,arab dll) hanya untuk melakukan "satu" perintah yakni beribadah kepada Tuhan Alloh,-dan tidaklah Aku ciqtakan jin dan manvsia kecuali untuk beribadah kepadaKU'. .Makna ibadah setidaknya mengandung 3 pengertian,yaitu:pertama,berhukum pada hukum Alloh,kedua taat dan patuh hanya pada Alloh,ketiga benci/cinta karena Alloh.Nah,pertanyaan terakhir adalah kemana kita kembali setelah mati?kita semua akan kembali pada asal kita.Kita berasal dari Alloh dan akan kembali kepada Alloh.Alloh sendiri telah menyediakan tempat "kembali" bagi manusia sesuai dg tingkat kualitas ibadah kita selama di bumi dan juga keridhoan Alloh pada hamba-hambaNya.

» Read More...