Dalam surah At Tahrim ayat 6, Alloh SWT berfirman yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ".
" Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ".
Firman ini terutama ditujukan kepada manusia-manusia yang beriman atau yakin akan pertemuannya dengan Alloh SWT pada hari akhir kelak.
Menjaga diri dan keluarga dari api neraka, salah satunya bisa dilakukan dengan menjaga diri kita dan keluarga kita dari melakukan dosa.
Paling tidak ada 10 langkah yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri kita dari melakukan dosa :
pertama, memperbaiki semua niat yang tercela menjadi niat yang terpuji.
pertama, memperbaiki semua niat yang tercela menjadi niat yang terpuji.
Meskipun dikatakan bahwa satu niat yang tercela / niat buruk belumlah dicatat sebagai suatu keburukan sampai niat itu dilakukan barulah dicatat sebagai satu keburukan. Akan tetapi ingatlah, bandingkanlah dengan satu niat kebaikan akan dicatat sebagai satu kebaikan, dan ketika niat itu benar-benar dilaksanakan maka akan dicatat sebagai dua kebaikan. Sehingga lebih menguntungkanapabila kita selalu berniat baik. dan meninggalkan niat buruk.
kedua, menghormati hak orang lain , jangan mencampuri urusan mereka.
Menghormati hak orang lain berarti kita menghargai orang lain sebagai sesama manusia, sesama mahkluk Alloh yang telah diberi hak oleh Alloh dalam menjalani kehidupan di dunia. Dan selama mereka menikmati haknya tanpa mengganggu hak-hak orang lain maka kita tidak berhak untuk melanggar haknya mereka.
ketiga, jauhi suudhon ( berburuk sangka ), ganti dengan khusnodhon ( berbaik sangka ).
Buruk sangka menjadi pintu pertama perbuatan dosa sebab hati dan pikiran kita mulai dikuasi oleh syaitan . Jika sudah begitu, jalan menuju dosa semakin lebar. Sehingga tidak ada kata lain kecuali berbaik sangkalah kepada Alloh, maupun orang lain.
keempat, hindari menilai orang lain dan perbanyak mawas diri.
Menilai atau melihat aib orang lain jauh lebih mudah kita lakukan daripada melihat / mengakui kebaikan orang lain. Terlalu banyak diri kita melihat orang lain ( lebih-lebih melihat aib nya ) bearti kita mulai menumpuk dosa demi dosa. Oleh karena itu, kita tutup dengan memperbanyak mawas diri / menilai kekurangan diri kita sendiri. Menilai kekurangan diri menjadikan kita lupa dengan aib dan kekurangan orang lain.
kelima, Bila orang lain berbeda pendapat dengan kita, jangan dibenci.
Berbeda pendapat adalah hal biasa dalam kehidupan sosial manusia. Namun jangan jadikan beda pendapat sebagai suatu jalan untuk saling membenci. Kebencian memacu manusia untuk berbuat dosa.
keenam, tidak merasa lebih dan tidak pula meremehkan orang lain.
Merasa lebih dan meremehkan orang lain menjadikan kita sombong tinggi hati. Kesombongan adalah dosa yang biasa dilakukan oleh seseorang yang merasa diri nya lebih daripada orang lain.
ketujuh, Jangan persulit masalah yang mudah diselesaikan.
Mempersulit masalah menjadikan manusia terkadang mencari jalan " lain " yang keluar dari syariat Alloh dan bisa menjerumuskan manusia ke jalan kemusryikan. Musyirik dosa besar dan tak terampunkan.
kedelapan,berilah maaf kesalahan orang lain.
Memberi maaf atas kesalahan orang lain memang berat, apalagi jika orang tersebut melakukan kesalahan besar terhadap kita. Akan tetapi jika kita mampu memaafkan maka kita akan terbebas dari dosa. Sikap tidak memaafkan biasanya muncul karena rasa benci yang bersangatan. Kebencian yang bersangatan, menjadi jalan menuju dosa.
kesembilan, Lakukan kebaikan dengan hati yang ikhlas.
Hati yang ikhlas mendekatkan diri kita pada Alloh. Sedangkan hati yang tidak ikhlas mendekatkan diri kita pada syaitan. Dekat dengan syaitan menjadikan kita mudah tergoda berbuat dosa.
kesepuluh, bila merasa berbuat dosa segera bertaubat.
dengan bersegera melakukan Taubat berarti kita bersegera menghapus dosa. Sekecil apapun dosa yang telah kita lakukan, jangan remehkan. Sebab tidaklah ada dosa besar kalau kita bersegera melakukan taubat. Dan tidak ada dosa kecil kalau kita terus-menerus melakukan dosa demi dosa ( akhirnya besar juga dosa kita ).
ditulis kembali dari sebuah pengajian
keempat, hindari menilai orang lain dan perbanyak mawas diri.
Menilai atau melihat aib orang lain jauh lebih mudah kita lakukan daripada melihat / mengakui kebaikan orang lain. Terlalu banyak diri kita melihat orang lain ( lebih-lebih melihat aib nya ) bearti kita mulai menumpuk dosa demi dosa. Oleh karena itu, kita tutup dengan memperbanyak mawas diri / menilai kekurangan diri kita sendiri. Menilai kekurangan diri menjadikan kita lupa dengan aib dan kekurangan orang lain.
kelima, Bila orang lain berbeda pendapat dengan kita, jangan dibenci.
Berbeda pendapat adalah hal biasa dalam kehidupan sosial manusia. Namun jangan jadikan beda pendapat sebagai suatu jalan untuk saling membenci. Kebencian memacu manusia untuk berbuat dosa.
keenam, tidak merasa lebih dan tidak pula meremehkan orang lain.
Merasa lebih dan meremehkan orang lain menjadikan kita sombong tinggi hati. Kesombongan adalah dosa yang biasa dilakukan oleh seseorang yang merasa diri nya lebih daripada orang lain.
ketujuh, Jangan persulit masalah yang mudah diselesaikan.
Mempersulit masalah menjadikan manusia terkadang mencari jalan " lain " yang keluar dari syariat Alloh dan bisa menjerumuskan manusia ke jalan kemusryikan. Musyirik dosa besar dan tak terampunkan.
kedelapan,berilah maaf kesalahan orang lain.
Memberi maaf atas kesalahan orang lain memang berat, apalagi jika orang tersebut melakukan kesalahan besar terhadap kita. Akan tetapi jika kita mampu memaafkan maka kita akan terbebas dari dosa. Sikap tidak memaafkan biasanya muncul karena rasa benci yang bersangatan. Kebencian yang bersangatan, menjadi jalan menuju dosa.
kesembilan, Lakukan kebaikan dengan hati yang ikhlas.
Hati yang ikhlas mendekatkan diri kita pada Alloh. Sedangkan hati yang tidak ikhlas mendekatkan diri kita pada syaitan. Dekat dengan syaitan menjadikan kita mudah tergoda berbuat dosa.
kesepuluh, bila merasa berbuat dosa segera bertaubat.
dengan bersegera melakukan Taubat berarti kita bersegera menghapus dosa. Sekecil apapun dosa yang telah kita lakukan, jangan remehkan. Sebab tidaklah ada dosa besar kalau kita bersegera melakukan taubat. Dan tidak ada dosa kecil kalau kita terus-menerus melakukan dosa demi dosa ( akhirnya besar juga dosa kita ).
ditulis kembali dari sebuah pengajian
0 komentar:
Posting Komentar